Senin, 21 Januari 2008

Belakang Jendela

Sebelum diriku mengerti tentangku sepenuhnya
kau terus datang, berdiri di depan pagar rumah
Namun bukan sebagai dirimu, melainkan pengemis tua
yang terus berkata "aku lapar", bila kuintip dari jendela
Dan rumput serta ilalang di halaman tiba-tiba mati
Bunga terus bermekaran, satu bunga memiliki warna
berbeda dan cerah, meski berkali digertap hujan
Dan sejak itu pula, sekali sehari kau datang, kadang berkali

Hari terakhir kulihat pengemis tua datang, dia berkata
"aku lapar dan di seberang sana ada rumah yang mempunyai
banyak jendela"
Hari itu tak ada hujan, bunga cerah perlahan mengerut
Lalu kuingat lagi kau yang datang, berkata tanpa perduli
telahkah aku berada di belakang jendela
"tak akan pernah kau mengerti diriku, sedang seluruh rahasiamu
ada padaku, sebab setiap makanan darimu, memberi kau padaku"

Makassar, Januari 2008

Tidak ada komentar: